CNNIndonesia.com, Kami tiba ketika asap masih menggantung di udara dan reruntuhan belum sempat disingkirkan. Rumah tinggal puing, jalan berubah jadi abu. Namun di tengah kehancuran itu, kami melihat sesuatu yang lebih kuat dari bangunan: semangat warga yang tetap hidup, meski hampir semuanya telah hilang.
Seorang bapak bercerita di antara sisa-sisa rumahnya yang terbakar. Tak ada keluhan panjang, hanya gumaman pelan bahwa hidup harus terus berjalan. Seorang anak kecil memungut sisa buku dari tumpukan abu. Mereka tidak berteriak meminta simpati, tapi suara mereka cukup menggetarkan hati kami yang mendengar dari dekat.
Di tempat-tempat seperti inilah kami sadar bahwa harapan bukanlah kata yang mudah. Ia hadir dalam bentuk tenda darurat, dalam tangan-tangan yang saling membantu membersihkan puing, dalam senyum tipis yang muncul di tengah trauma. Di balik semua yang luluh lantak, api kecil harapan ternyata masih menyala.
Kami datang bukan hanya untuk meliput bencana. Kami datang untuk mendengar bisikan-bisikan yang sering tak sempat masuk berita utama. Di balik reruntuhan dan asap, kami temukan kehidupan yang tetap menggenggam harapan—dan itulah kisah yang kami bawa pulang, untuk dibagikan, agar negeri ini tahu: mereka belum menyerah.